Sabtu, 27 Desember 2014

Model Sistem & pendekatan untuk menggambarkan sistem yang relevan

- Model Sistem

Definisi Model Sistem pada Webster Collegiate Dictionary didefinisikan sebagai "deskripsi atau analogi yang digunakan untuk membantu memvisualisasikan sesuatu (sebagai bagian terkecil) yang tidak dapat langsung diamati," walaupun dalam beberapa kasus, aspek dari suatu sistem mungkin dapat langsung diamati. Hal ini merupakan cara yang dapat dilakukan akan mendefinisikan sebuah sistem. Oleh karena itu model sistem merupakan sebuah representasi dari semua bagian penting dari suatu sistem. Sebuah sistem merupakan suatu yang atau dapat dikatakan sebagai konseptualisasi pribadi dan karenanya bersifat subjektif artinya suatu sistem dapat didefinisikan sebagai mana sudut pandang orang yang mendefinisikannya (bersifat subjektif). Sedangkan model merupakan abstraksi lain pada tingkat yang berbeda. 
Sebuah model mungkin dapat berupa ikon, analog, atau simbol. Model ikonik merupakan representasi dari benda-benda fisik. Model analog adalah representasi pengganti dari suatu sifat atau fitur dari sistem yang akan dimodelkan dengan alternatif yang berarti bahwa suatu model dapat meniru segala aspek hal yang nyata yang menarik bagi sang pembuat model. 
Model simbolik
Model simbolik adalah representasi dari hubungan antara berbagai entitas atau konsep dengan simbol-simbol. 
Model matematik
Tipe lain dari model simbolik secara luas yang digunakan dalam hard OR adalah model matematik. Hubungan antara entitas yang direpresentasikan dalam bentuk matematis, seperti fungsi, persamaan, dan pertidaksamaan. 
Model sebagai perkiraan dan asumsi
Dalam definisi Webster, model ini hanya merupakan representasi parsial dari apa yang seharusnya ditangkap dari gambaran suatu sistem. Model ini berisi berbagai perkiraan dan asumsi penyederhanaan. Namun, perlu diperhatikan bahwa seorang analis harus berhati-hati dalam menentukan bentuk perkiraan dan asumsi yang dibuat. ada tiga alasan utama kenapa hal ini perlu diperhatikan: 
(1) untuk memastikan bahwa pihak yang berkepentingan dari model ini mengetahui keterbatasan  dari model; (2) untuk menyoroti kebutuhan dalam mempelajari perubahan perilaku dari sistem dengan memodifikasi perkiraan dan asumsi ketika dimungkinkan; dan (3) untuk memastikan bahwa, apabila model tersebut harus diperbaiki dikemudian hari dengan tujuan untuk melakukan modifikasi, sang analis sepenuhnya mengetahui adanya perkiraan dan asumsi yang terdapat di dalamnya.
Jenis pendekatan dan asumsi yang dibuat oleh seorang analis akan mencerminkan kemampuan, pengalaman, dan kepribadian dari sang analis serta sumber daya yang dimilikinya, khususnya dalam hal waktu serta dana yang tersedia, serta tujuan penelitian. Setiap model yang di anggap sebagai representasi yang sah dari suatu konten sistemik masalah, harus dapat menjelaskan bagaimana proses transformasi dari suatu sistem, batasan dari sistem, input dari suatu sistem (termasuk mana yang input kontrol), dan output dari sistem (khususnya ukuran kinerja sistem).

- Pendekatan untuk menggambarkan sistem yang relevan

Sebuah deskripsi dari suatu sistem atau model terdiri dari:
(a) proses transformasi atau kegiatan dari sistem;
(b) batasan dari sistem, yaitu apa yang ada dalam sistem (Sistem dalam lingkup yang sempit) dan apa menjadi lingkungannya ( Sistem dalam lingkup yang lebih luas);
(c) komponen dan subsistem dari suatu sistem sempit yang terlibat dalam proses transformasi, serta hubungan yang dinamis, dan hubungan yang stabil (struktur);
(d) input yang terkendali yang menjadi masukan dalam sistem yang berasal dari lingkungan, kontrol input (keputusan) dan aturan keputusan; dan
(e) output dari sistem yang meliputi output yang diinginkan dan tidak diinginkan, terencana dan tidak terencana, dan mana yang berfungsi sebagai ukuran kinerja bagi sistem.
Ada dua pendekatan utama untuk menggambarkan sistem relevan:
(a) mengidentifikasi dan mencocokan struktur dasar yang tepat, dan (b) menganalisis proses dan mendefinisikan Struktur yang sesuai dari prinsip-prinsip pertama.
Pendekatan struktural
Masalah yang dipilih untuk mempelajari detail dari suatu sitem mungkin akan memunculkan struktur yang khas biasanya ditemukan untuk situasi semacam itu. Misalnya, pada masalah ini mungkin rentang dari waktu yang digunakan oleh nasabah bank sehingga nasabah lainnya  harus menunggu untuk mendapatkan layanan. Hal ini akan langsung memunculkan struktur yang khas yaitu struktur ‘Waiting Line’, seperti yang digambarkan pada Gambar 5-1, dengan populasi pelanggan yang datang secara acak di fasilitas layanan, lalu bergabung dalam antrian di depan server, dan maju dalam antrian setiap kali pelanggan yang ada didepan mereka telah dilayani, sampai giliran mereka untuk dilayani oleh server berikutnya. Sistem ini mengubah pelanggan yang tadinya membutuhkan layanan menjadi pelanggan yang telah dilayani.

Dalam struktur 'waiting line', komponen dari sistem adalah pelanggan, jumlah antrian, dan jumlah server. Struktur stabil dari sistem ditunjukan oleh bagaimana pelanggan melewati sistem. Setelah tiba, mereka akan menunggu dalam antrian di depan fasilitas layanan, lalu akan dilayani oleh server dalam urutan tertentu, misalnya pertama datang pertama dilayani, dan kemudian keluar dari sistem. Aspek dinamis atau proses yang ditunjukkan oleh kedatangan acak pelanggan dari suatu populasi di lingkungan yang kemudian bergabung dalam sistem antrian, proses perpindahan pelanggan hingga ke depan antrian, dan kegiatan pelayanan di mana baik pelanggan dan Server saling terlibat (hubungan sementara). Waktu kedatangan  pelanggan dan juga service time dari pelanggan merupakan input yang tak terkendali. Input kontrol pada sistem ini adalah jumlah server yang beroperasi dan aturan prioritas pelayanan yang diberlakukan. Pola kedatangan akan disesuaikan dengan pola yang diketahui atau diasumsikan, seperti karena setiap kedatangan yang independen dari semua pendatang lain dan benar-benar acak. Sedangkan keberangkatan pelanggan merupakan output dari sistem.
Dengan membuat struktur dasar yang tepat maka akan mempermudah seorang analis dalam mendeskripsikan suatu sistem. Setelah struktur dasar telah diidentifikasi, analis dapat mengetahui aspek-aspek yang merupakan bagian dari sistem sempit dan aspek-aspek yang merupakan bagian dari lingkungan, jenis komponen yang harus dicari, hubungan biasa antar aspek, proses yang terjadi, input dan output dari sistem, jenis input data yang diperlukan, dan tolak ukur kinerja sistem yang cocok. Dari situlah kemudian analis akan mengembangkan ide yang menjadi alat kuantitatif (jika ada), yang paling tepat untuk menganalisis situasi dari sistem. Pendekatan struktural jelas merupakan cara yang lebih disukai karena lebih mudah untuk dipahami selain itu kita akan lebih mudah dalam menentukan tolak ukur kinerja suatu sistem dari struktur yang dipilih. Namun, untuk situasi masalah dengan tingkat ambigu yang tinggi ada resiko yang besar yang dapat menyebabkan struktur yang di definisikan menjadi tidak tepat. Pada tingkat teoretis,terutama untuk kuantitatif atau diagram model, pendekatan ini dapat diperoleh melalui metode MS / OR.

Referensi:
Buku       : Management science Decision making through systems thinking
Karangan: Hans G. Daellenbach & Donald C. McNickle

Dibuat oleh
Luqman Makarim
1102124314

Tidak ada komentar:

Posting Komentar