Sabtu, 20 Desember 2014

HARD OR Methodology



Merupakan tahapan atau metodologi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang bersifat sistemik dengan menyelesaikannya menggunakan Hard Operation Research.
      Model berpikir
Dalam prakteknya proses berpikir dengan metode ilmiah harus ditunjang dengan suatu model berpikir yang benar. Model berpikir dapat dianalogikan sebagai sebuah pisau bedah bagi seorang dokter ahli bedah. Tanpa pisau tersebut seorang ahli bedah tidak akan mampu melakukan pembedahan secara sempurna. Mungkin si ahli bedah dapat menggunakan alat lain, namun hasil pembedahannya tidak akan sempurna. Definisi model berpikir  adalah “Suatu alat analisa permasalahan yang berbasiskan logika dan informasi”. Karena pola pikir berbasiskan logika, maka masalah yang dapat dibahas oleh model berpikir adalah masalah-masalah yang logis dan rasional yang berada pada dimensi ruang dan waktu serta pemikiran filosofis yang berdasarkan logika. Sedangkan informasi penting sebagai penunjang utama proses berpikir.
Model berpikir dapat dibagi dalam dua model besar yaitu model berpikir yang digunakan untuk menganalisa permasalahan yang bersifat parsial dan model berpikir yang digunakan untuk menganalisa permasalahan yang bersifat perbandingan. Sesuai dengan urutannya, model berpikir yang melakukan analisa atas permasalahan parsial harus terlebih dahulu dikuasai mempelajari model berpikir perbandingan.


       Functionalist
Kompleksitas manusia dan perbedaan pendapat yang rendah. Kompleksitas dan ketidakpastian dapat didekati dengan distribusi probabilitas.
       Interpretive
Menempatkan pendekatan subjektif untuk menjelaskan mengapa permasalahan terjadi.
       Emancipatory
Pendekatan dengan beberapa stakeholder mempunyai perbedaan nilai, budaya, cara pandang yang radikal.

·                      Fase-fase Hard OR Methodology
           Fase yang ada pada Hard OR methodology adalah:
o   Problem formulation scoping
Langkah dalam membuat Problem formulation scoping :
1.       Merangkum situasi permasalahan – dapat dengan rich picture atau mind map.
2.       Identifikasi permasalahan yang tepat – enam elemen pendefinisi masalah, kompleksitas definisi permasalahan, peranan stakeholder.
3.       Mendefinisikan sistem relevan - influence diagram.

o   Problem modelling
Langkah dalam membuat Problem modelling :
1.       Membuat Problem formulation scoping
2.       Membangun model matematika
Didapatkan dari bentuk influence diagram yang detail lalu didapatkan perhitungan yang tepat antar input, varabel sistem dan output sehingga fungsi tujuan dapat terlaksana.
3.       Menemukan solusi yang disukai
Dari model matematika tersebut, solusi dicari sesuai dengan tujuan problem owner.
4.       Menguji dan memvalidasi model dan solusi
Dengan mengecek apakah model sudah benar secara logis dan matematis dan apakah data yang digunakan sudah benar. Berikut tahapannya :
Ø  Verifikasi hubungan dalam ekspresi matematik
Ø  Mengecek program computer
Ø  Verifikasi dimensi pada sisi kiri dan sisi kanan
Ø  Menguji konstanta numeric
Ø  Validasi eksternal yaitu pertanyaan mengenai kredibilitas model.
5.       Uji ‘What-if’ atau analisis sensitivitas
Pertanyaan what if atau dapat dikategorikan sebagai trial error fungsi tujuan yang telah didapatkan.

o   Implementation of recommendation
Berikut tahapan dalam membuat Implementation of recommendation :
1.       Membuat Problem modelling
2.       Membangun Rencana Implementasi, yaitu menyiapkan rencana mendetail mengenai tugas-tugas pengimplementasian, tugas untuk individual, dan jadwal untuk koordinasi
3.       Membuat prosedur untuk menjaga dan mengendalikan solusi
4.       Implementasikan solusi secara aktual
5.       Melakuan audit pada solusi

Referensi : http://www.geocities.ws/bukukmhdi/bpk38.html

by Qolli Kusuma
1102120074

Tidak ada komentar:

Posting Komentar