Senin, 22 Desember 2014

Memecahkan Suatu Masalah Menggunakan Metode EOQ

  Dalam memecahkan suatu masalah tentunya sangat banyak metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan solusi optimum. Diantara adalah metode EOQ, metode simplex, metode program dinamis, dan metode lainnya yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Pada pembahasan kali ini, saya akan menjelaskan tentang salah satu metode diatas yaitu metode EOQ.
  Sebelum masuk kepada pemecahan masalah, sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan metode EOQ tersebut. EOQ adalah Economic Order Quantity yang merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengoptimalkan pembelian bahan baku yang dapat menekan biaya-biaya persediaan sehingga efisiensi persediaan bahan dalam perusahaan dapat berjalan dengan baik. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh F. W. Haris pada tahun 1915 dengan mengembangkan formula kuantitas pesanan ekonomis. Metode EOQ ini biasanya digunakan untuk membantu suatu perusahaan dalam menentukan jumlah unit yang dipesan agar tercapai biaya pemesanan dan biaya persediaan seminimal mungkin. Rumus dari metode EOQ ini adalah :

  Dimana :
A : Demand
Cp : Biaya pemesanan
Ch : Biaya penyimpanan

Kelebihan dari model EOQ ini adalah :
1. Dapat dijadikan dasar penukaran (trade off) antara biaya penyimpanan dengan  biaya persiapan atau biaya pemesanan (setup cost). 
2. Dapat mengatasi ketidakpastian penggunaan persediaan pengaman (safety stock).
3. Mudah diaplikasikan pada proses produksi yang outputnya telah memiliki standar tertentu dan diproduksi secara massal. 

Kelemahan dari model EOQ ini adalah :
Hakikatnya model EOQ adalah model yang menempatkan pemasok sebagai mitra bisnis sementara karena paradigma untung-rugi diterapkan pada mereka, sehingga penggunaan model ini terjadi berganti-ganti pemasok, dan hal ini dapat mengganggu proses produksi

  Demikianlah penjelasan mengenai metode EOQ. Selanjutnya dilanjutkan pada contoh studi kasus dibawah ini :

CV. Tongsis adalah salah satu industri kecil yang bergerak dalam perakitan produk mono pod. Berdasarkan evaluasi, pada tahun 2013 perusahaan telah berhasil menjual mono pod sebanyak 50.000 unit dalam satu tahun. Metoda respon konsumen yang diterapkan perusahaan adalah make to stock mengingat waktu dan jumlah pembelian mono pod dari konsumen yang bersifat random. Untuk menjaga loyalitas pelanggan (agar tidak berpindah ke produsen lain), pemilik perusahaan selalu berusaha untuk memenuhi permintaan pelanggan meskipun dengan resiko menyediakan komponen-komponen mono pod melebihi jumlah permintaan yang datang. Akibatnya biaya yang harus ditanggung perusahaan untuk investasi dan penyimpanan barang menjadi besar. Diketahui bahwa biaya yang dibutuhkan untuk membuat mono pod sebesar Rp. 50.000,- per mono pod dan biaya simpan sebesar 10% dari modal produksi. Hal ini tentu saja dapat mengakibatkan menurunnya keuntungan yang diperoleh perusahaan. Pemilik perusahaan meminta bagian pengadaan untuk mengevaluasi metoda pengadaan komponen agar dapat menurunkan biaya simpan. Sebenarnya, seorang mahasiswa TI yang tengah kerja praktek di tempat tersebut pernah menyarankan perusahaan untuk mengurangi jumlah pemesanan komponen mono pod agar jumlah inventori dapat diminimumkan. Namun menurut bagian pengadaan, menurunkan jumlah inventori, selain mengakibatkan hilangnya kesempatan menjual dapat mengakibatkan juga naiknya biaya pemesanan komponen. Perusahaan selama ini menanggung biaya pesan sebesar Rp.5.000.000,- persekali pesan untuk 5000 unit produk. Sehingga, biaya pesan yang dibebankan pada setiap mono pod dapat dikurangi dengan memesan komponen  sesuai  batas pemesanan maksimum. 

Dari kasus diatas, lakukanlah : 
a. Pembuatan model matematis untuk penyelesaian kasus tersebut
b. Tentukan solusi optimal!

--------> Solusi

Setelah membaca studi kasus tersebut maka terlebih dahulu kita dapat menganalisis data apa saja yang jelas dapat kita simpulkan seperti :
1. Jumlah produksi = 50.000 unit
2. Biaya Produksi = Rp 50.000/unir
3. Biaya Simpan = 10% x Rp 50.000 = Rp 5000/unit
4. Biaya Pesan = Rp 5.000.000/sekali pesan
5. Lot size = 5000 produk

Setelah itu membuat influence diagram dari kasus diatas


Dari influence diagram diatas dapat menggambarkan keterkaitan antara input sehingga dapat menghasilkan output yang dimana outputnya itulah yang menjadi tujuan dari kasus ini yaitu meminimasi total biaya didalam CV. Tongsis

Setelah itu barulah dapat menyelesaikan pertanyaannya

a. model matematis
Model matematis ini didapatkan dengan memperhatikan faktor faktor yang terdapat di dalam influence diagram diatas, maka didapatkan model matematis untuk kasus ini adalah :
1. Total biaya = T. Biaya pesan + T. Biaya produksi + T. Biaya Inventory
2. T. Biaya pesan = Biaya pesan x Frekuensi pesan
3. Frek. Pesan = Jumlah Produksi : Lot Size
4. T. Biaya produksi = Biaya produksi x Jumlah Produksi
5. T. Biaya Inventory = Biaya simpan x Jumlah Inventory
6. Jumlah Inventory = Jumlah Produksi - Demand

b.solusi optimal
Solusi optimal didapatkan dengan mencari metode apa yang paling sesuai digunakan untuk kasus yang bersangkutan. Karena dapat dianalisis di kasus ini, biaya yang paling berdampak banyak adalah biaya pesan yang mencapai angka Rp 5.000.000 persekali pesan maka harus dapat mengoptimalkan frekuensi pesan agar meminimasi biaya pesan namun tetap memperhitungkan jumlah inventory. Maka dilihat dari faktor itu, metode EOQ adalah metode yang paling tepat digunakan.
(asumsi demand sebanyak 5.000 unit) maka setelah dimasukkan ke rumus didapatkan hasil 3162,2 atau di bulatkan menjadi 3163. Maka optimumnya CV. Tongsis memesan sebanyak 3163 kali pemesanan saat demand mencapai angka 5.000 unit.

Demikian ringkasan mengenai memecahkan masalah dengan menggunakan metode EOQ. Semoga dapat menambah wawasan pembaca. Mohon maaf atas kesalahan yang ada.

Referensi
http://id.scribd.com/doc/225971555/Metode-Persediaan-EOQ#scribd

created by :
Maya Anestasia
1102124315

Tidak ada komentar:

Posting Komentar